Karararama – Kemudinya sedang berperan buat memandu mobil- tidak seluruhnya sudah berubah- tetapi guna simpel buat memusatkan mobil ini sudah ditambahkan SLOT303 kali.
Intinya, F1 menghasilkan balik pemakaian cakra kemudi, serta sudah hadapi kemajuan yang luar lazim sepanjang 35 tahun terakhir.
Setir F1 saat ini pula membagikan banyak data pada juru mudi serta teknisi mereka yang bisa menciptakan ketetapan yang lebih bagus, sedangkan pula menawarkan antarmuka yang bisa dipakai buat mengendalikan fungsi- fungsi penting buat bagian energi serta sasis.
Buat alibi itu, terlebih pergantian ergonomis yang pula terbuat, setir dicocokkan pada tingkatan orang buat tiap juru mudi.
Bila kita mengutip Ferrari selaku ilustrasi, terdapat satu perbandingan penting dalam aturan posisi cakra kemudi Charles Leclerc serta Carlos Sainz, dengan kedua pembalap mempunyai preferensi yang berlainan dalam perihal aturan posisi campang kopling mereka.
Leclerc lebih memilah paddle tunggal berlagak wishbone, dengan persendian sisi kiri yang memungkinkannya memakai tangan kanannya buat memodulasi kopling. Sedangkan itu, Sainz mempunyai aturan posisi dayung sebandung, yang memberinya opsi buat memakai kedua tangan buat melaksanakan kopling.
Ini bisa jadi nampak semacam perbandingan yang tidak jelas, namun nyata terdapat perbandingan yang amat berlainan dalam pergerakan tiap- tiap campang, yang nyata bertugas lebih bagus dalam perihal merasakan serta mengaktifkan kopling.
Sainz datang di Ferrari sehabis memakai aturan posisi yang serupa pada setir McLaren pada 2020 serta mempertahankannya, sebaliknya Leclerc lebih dahulu melaksanakan aturan posisi kayuh sebandung di Sauber serta berpindah ke aturan posisi style wishbone yang sudah diketahui Ferrari, sehabis bertugas dengan konsep yang serupa sepanjang era kepemimpinan Sebastian Vetteldan Kimi Raikkonen.
Di tengah lautan tombol, sakelar, serta pemutar, yang seluruhnya mempunyai kewenangan atas sedi- segi khusus dari sasis serta power bagian, tiap juru mudi lebih jauh mempelajari apa yang sangat sesuai buat mereka, dengan sebagian pemutar bunda jemari di bagian atas kemudi yang sediakan fungsionalitas yang berlainan buat tiap juru mudi, sedangkan tombol- tombolnya pula bisa digerakkan buat membiasakan dengan keinginan tiap- tiap juru mudi.
Ini merupakan salah satu pandangan dari debut Ollie Bearman, di Grand Prix Arab Saudi, yang membuktikan alangkah mengesankannya profesi yang dicoba oleh pembalap asal Inggris ini dalam durasi yang amat pendek. Beliau memakai setir kepunyaan Carlos Sainz, bukan detail yang dipakai oleh Charles Leclerc, yang lazim beliau maanfaatkan dikala memandu mobil di simulator.
Bisa dimengerti kalau Bearman sudah memohon buat memakai setir persediaan kepunyaan Leclerc, tetapi permohonan itu ditolak, sebab perihal ini bisa mematikan kedua pembalap bila terjalin kekalahan pada salah satu dari mereka.
Ini berarti Bearman wajib menyesuaikan diri, tidak cuma dengan pergantian posisi dayung kopling namun pula pada posisi sebagian tombol, dengan tombol DRS pada cakra kemudi Leclerc diganti dengan adaptasi penyeimbang rem pada cakra Sainz, misalnya.
Williams sudah membuat pergantian penting pada setirnya buat tahun 2024, yang ialah satu dasawarsa sehabis kedatangan bagian energi hibrida serta identifikasi layar yang lebih besar, yang diketahui selaku PCU- 8D.
Dipasok ke regu oleh McLaren Applied Technologies, ini bisa mempunyai sampai 100 laman yang bisa dicocokkan oleh konsumen, yang menjadikannya pangkal energi yang amat bermanfaat untuk juru mudi serta insinyur.
Tetapi tidak seluruh regu berpindah ke layar terkini ini pada tahun 2014, sebab tidak kurang dari 5 dari 11 regu senantiasa memakai layar PCU- 6D yang lebih kecil yang sudah dipakai oleh regu sepanjang bertahun- tahun.
Dari 5 regu itu, Lotus, Caterham serta Force India seluruhnya mencampurkan layar PCU- 6D di dalam setir, sebaliknya Williams serta Red Bull memilah buat memasangnya di dasbor kokpit, yang membolehkan mereka buat memakai konsep cakra kemudi berlagak kupu- kupu.
Seluruh regu ini melaksanakan lonjak ke layar yang lebih besar pada 2015, dengan PCU- 6D yang tidak bisa menunjukkan data sebesar penggantinya. Sedangkan, seluruh kompetitor mereka berpindah ke layar yang dipasang di cakra kemudi, Williams tidak, sebab mereka bertahan dengan posisi dasbor yang dipasang( di dasar)..
Kesimpulannya, ketetapan buat memasang layar di dalam kemudinya sudah menciptakan wujud setir yang terkini buat Williams pula, yang sedang mempunyai sedikit pendekatan style buat mengirit berat serta kurangi inersia, sebab setengahnya membuat segitiga, dari berupa persegi jauh semacam para LINK RGO303.